Mentawai Butuh Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi
Thursday, February 20, 2014
Add Comment
Jakarta,Kominfo - Kepulauan Mentawai akan menjadi tempat
Simulasi Bencana Megatrans pada 20 -21 Mart 2014, yang dihadiri
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan tamu undangan dari Negara-negara
sahabat.
“Sebagai tuan rumah acara Simulasi Bencana Megatrans, kami harus mempersiapkan segala kaitannya dengan pelaksanaan acara tersebut, diantaranya pembangunan infrastruktur telekomunikasi, perhubungan dan akomodasi penginapan,” kata Wakil Bupati Mentawai Rijel Samloisa usai menemui Direktur Pengelolaan Media Publik Kementerian Kominfo, Sadjan, di ruang kerjanya, Kamis (20/2).
Menurut Rijel, kegiatan ini dibutuhkan kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi Sumatera Barat, kabupaten Mentawai dan kementerian yang terkait dengan kegiatan simulasi ini. Kegiatan ini juga melibatkan beberapa negara sehingga membutuhkan waktu beberapa hari untuk berada di kepulauan Mentawai.
Kabupaten Mentawai ini merupakan pulau terluar yang keberadaannya di sebelah barat kepulauan Sumatera, wakil bupati Rijel Samaloisa mengakui, adanya keterbatasan jaringan telekomunikasi walau sudah ada BTS. Namun, tak mampu menjangkau keseluruh kota maupun desa di kabupaten Mentawai. “Terlebih dengan adanya event besar seperti Simulasi Bencana Megatrans. BTS yang sudah ada tidak berfungsi, sehingga menyulitkan kami untuk melakukan komunikasi ke pemerintah pusat maupun provinsi,” ujar Rijel.
Pemerintah daerah Mentawai mencoba memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada, lanjut Rijel, tentunya membutuhkan bantuan dari kementerian yang terkait dengan kegiatan ini seperti Kementerian Kominfo melalui Direktorat jenderal SDPPI dan stakeholdernya seperti Telkom dan Telkomsel dalam hal pembenahan jaringan telekomunikasi.
Sementara itu Direktur Pengelolaan Media Publik, Sadjan, mengatakan agar pihak pemda Mentawai juga memperhatikan berbagai fasilitas guna menunjang sarana dan prasaran menjelang kegiatan Simulasi Bencana Megatrans yang akan dihadiri Presiden maupun tamu negara sahabat, seperti transportasi dan akomodasi penginapan selain pembangunan infrastruktur Telekomunikasi.
Rijel mengakui, kapasitas BTS yang ada di Mentawai masih sangat terbatas sehingga untuk melakukan komunikasi maupun pengiriman/penerimaan data internet sangat sulit dilakukan baik di dalam kota maupun di daerah pedesaan.
Dalam hal desiminasi informasi, Pemda Mentawai melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik yang telah memiliki jaringan 180 Media Center di berbagai daerah pada tingkat provinsi,kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Rijel juga menjelaskan, dari sisi perhubungan baik laut mupun udara, pihak pemda Mentawai telah memiliki kapal motor penyeberangan (KMP) dari Sumatera Barat ke Mentawai dan penerbangan perintis Susi Air, perlu ditingkatkan intensitas tyrayeknya yang selama ini hanya dilakukan tiga kali atau dua kali seminggu agar ditingkatkan menjadi empat atau lima kali seminggu untuk ke depannya. Selain itu, perlu dilakukan penambahan armada laut maupun udara serta trayek tujuan.
Kendala lain yang dihadapi Mentawai dalam event sebesar simulasi bencana megatrans ini adalah akomodasi penginapan. Di Mantawai masih belum ada hotel yang berbintang, hanya beberapa wisma yang dikelola pengusaha setempat dan beberapa resort yang letaknya cukup jauh dari tempat dimana acara akan dilaksanakan. (Rmg)
“Sebagai tuan rumah acara Simulasi Bencana Megatrans, kami harus mempersiapkan segala kaitannya dengan pelaksanaan acara tersebut, diantaranya pembangunan infrastruktur telekomunikasi, perhubungan dan akomodasi penginapan,” kata Wakil Bupati Mentawai Rijel Samloisa usai menemui Direktur Pengelolaan Media Publik Kementerian Kominfo, Sadjan, di ruang kerjanya, Kamis (20/2).
Menurut Rijel, kegiatan ini dibutuhkan kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi Sumatera Barat, kabupaten Mentawai dan kementerian yang terkait dengan kegiatan simulasi ini. Kegiatan ini juga melibatkan beberapa negara sehingga membutuhkan waktu beberapa hari untuk berada di kepulauan Mentawai.
Kabupaten Mentawai ini merupakan pulau terluar yang keberadaannya di sebelah barat kepulauan Sumatera, wakil bupati Rijel Samaloisa mengakui, adanya keterbatasan jaringan telekomunikasi walau sudah ada BTS. Namun, tak mampu menjangkau keseluruh kota maupun desa di kabupaten Mentawai. “Terlebih dengan adanya event besar seperti Simulasi Bencana Megatrans. BTS yang sudah ada tidak berfungsi, sehingga menyulitkan kami untuk melakukan komunikasi ke pemerintah pusat maupun provinsi,” ujar Rijel.
Pemerintah daerah Mentawai mencoba memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada, lanjut Rijel, tentunya membutuhkan bantuan dari kementerian yang terkait dengan kegiatan ini seperti Kementerian Kominfo melalui Direktorat jenderal SDPPI dan stakeholdernya seperti Telkom dan Telkomsel dalam hal pembenahan jaringan telekomunikasi.
Sementara itu Direktur Pengelolaan Media Publik, Sadjan, mengatakan agar pihak pemda Mentawai juga memperhatikan berbagai fasilitas guna menunjang sarana dan prasaran menjelang kegiatan Simulasi Bencana Megatrans yang akan dihadiri Presiden maupun tamu negara sahabat, seperti transportasi dan akomodasi penginapan selain pembangunan infrastruktur Telekomunikasi.
Rijel mengakui, kapasitas BTS yang ada di Mentawai masih sangat terbatas sehingga untuk melakukan komunikasi maupun pengiriman/penerimaan data internet sangat sulit dilakukan baik di dalam kota maupun di daerah pedesaan.
Dalam hal desiminasi informasi, Pemda Mentawai melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik yang telah memiliki jaringan 180 Media Center di berbagai daerah pada tingkat provinsi,kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Rijel juga menjelaskan, dari sisi perhubungan baik laut mupun udara, pihak pemda Mentawai telah memiliki kapal motor penyeberangan (KMP) dari Sumatera Barat ke Mentawai dan penerbangan perintis Susi Air, perlu ditingkatkan intensitas tyrayeknya yang selama ini hanya dilakukan tiga kali atau dua kali seminggu agar ditingkatkan menjadi empat atau lima kali seminggu untuk ke depannya. Selain itu, perlu dilakukan penambahan armada laut maupun udara serta trayek tujuan.
Kendala lain yang dihadapi Mentawai dalam event sebesar simulasi bencana megatrans ini adalah akomodasi penginapan. Di Mantawai masih belum ada hotel yang berbintang, hanya beberapa wisma yang dikelola pengusaha setempat dan beberapa resort yang letaknya cukup jauh dari tempat dimana acara akan dilaksanakan. (Rmg)
0 Response to "Mentawai Butuh Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi"
Post a Comment