Ini cerita di balik niat SBY menulis buku 'Selalu Ada Pilihan'


Ini cerita di balik niat SBY menulis buku 'Selalu Ada Pilihan'


Merdeka.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terilhami buku itu dari pertemuan dan pembicaraan dengan teman-temannya di Cikeas pada awal 2009 silam, tepatnya sebelum maju nyapres. Teman-temannya itu mendorong dia menulis buku.

Kata SBY, seperti dalam pidato launching buku di Assembly Hall, JCC, Jakarta, teman-temannya itu meminta dia menulis buku agar rakyat tahu kebijakan pemerintah dan apa saja yang dia pikirkan untuk rakyat. Sebab, sebagian besar rakyat tidak tahu apa kebijakan pemerintah dan pemimpinnya.

"Setelah berdebat, saya tetap tidak setuju (menulis buku). Mereka (teman-temannya) katakan, saya salah dan bisa merugi karen banyak kritik cemooh dari berbagai kalangan, dan saya biarkan tanpa memberikan hak jawab. Mereka katakan, kalau berminat maju pada 2009, dulu, saya bisa kalah, itu bacaan mereka, meskipun saya punya bacaan berbeda," kata SBY dalam pidatonya, Jumat (17/1) malam.

SBY melanjutkan, 3,5 tahun kemudian, tepatnya akhir 2012, dia teringat dengan usulan teman-temannya itu. "Lalu saya berpikir, sebaiknya saya bisa menyampaikan sesuatu kepada rakyat lewat buku."

Sejak saat itu SBY memutuskan mempersiapkan buku dengan mengorbankan waktu senggang yang terbatas. Buku itu bukanlah autobiografi atau memoar politik. Buku tersebut ditulis nanti setelah dia tidak lagi jadi pemimpin di negeri ini.

"Buku ini agak tebal, bukan sebuah teks book yang sarat teori, bukan kritikal analisis yang bersifat ilmiah misalnya tentang politik, ekonomi, dan demokrasi. Bukan pula cara memenangkan pilpres," ujarnya.

Buku berjudul 'Selalu Ada Pilihan' kemudian ditulis. SBY ingin menyampaikan jalan pikirannya. Dia melihat hidup adalah sebuah pilihan 'life is a choice'. Menurut dia, ingin menjadi apa seseorang itu pilihan masing-masing, masa depan seperti apa itu juga pilihan sendiri.

"Pendekatan dan cara apa untuk atasi masalah itu pilihan, sampai siapa yang paling tepat memimpin adalah pilihan dan puncak dari kebebasan adalah bebas untuk memilih. Dengan perspektif dan konteks itulah buku ini saya beri judul selalu ada pilihan."

0 Response to "Ini cerita di balik niat SBY menulis buku 'Selalu Ada Pilihan'"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel