Nilai-Nilai Ritual Ibadah Haji
Wednesday, November 7, 2012
Add Comment
Ibadah haji terdiri dari rangkain-rangkain ritual yang saling berkesinambungan, merupakan warisan tardisi turun-temurun yang didalamnya terdapat pesan baik secara eksplist maupun inplisit yang kerap mendekati makna esoteric. Muatan nilai-nilai yang terismpan dalam ibadah haji itulah yang akan mengantarkan kepada sejatinya manusia sebagai hamba, dan mahluk sosial.
Tujuan ibaadah haji yang dilakukan umat islam bukan untuk Allah, tetapi untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Hakikat manusia sebagai makhluk dipraktikkan dalam pelaksanaan ibadah haji, dalam acara-acara ritual, atau dalam tuntunan non-ritualnya, dalam bentuk kewajiban atau larangan, dalam bentuk nyata atau simbolik dan semuanya, pada akhirnya mengantarkan seorang haji hidup dengan pengamalan dan pengalaman kemanusiaan universal.
Ihram : Disinilah pijakan pertama kali ritual ibadah haji di mulai, meliputi mandi sunah, mengenakan pakaian ihram, niat dan sholat sunah 2 rakaat.
Niat merupakan pilar bagi semua ibadah.Maka tidak salah jika nilai sebuah ibadah tergatung pada niatnya dan kesempurnaan ibadah terletak pada prakeknya.
Ihram terdapat berbagai muatan nilai berupa theologis bahwa esensi haji absolut sebagai bentuk panghambaan kepada sang pencipta, dengan niat pengesaan tanpa elemen-elemen duniawi. Dimensi pisikologis setiap manusia akan merasakan gejolak jiwa ketika bertemu dengan yang disukainya, baik berupa perasaan senang, khawatir, takut dan lain sebagainya. Seperti hal nya ketika Ihram saat melepas semua pakaian berjahit dan berniat melakukan haji dengan segala bentuk ritual yang disyariatkan, berbagia rasa berbaur dalam hati manusia.Hingga mencapai sebuah puncak pengalaman spiritual manusia yang bersifat universal.
Thawaf: yakni mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali. Al Qur’an menyebutkan Ka’bah merupakan rumah yang pertama kali dibagun (lht surat Al-Imran:96), Pelatakan batu pertama oleh nabi Ibrahim As pada central bumi berdasarkan ilham ilahi, Ka’bah secara vertikal satu titik dengan baitul ma’mur yakni tempat dimana para malaikat bertawaf. Sains telah mengungkap sebuah fakta bahwa Ka’bah terletak di central bumi, sebagi syimbol rotasi alam semesta dimana matahari sebagai pusat tata surya dikeliling oleh pelanet-pelanet.Disebutkan dalam riwayat bahwa ritual thawaf pertama kali dilakukan oleh nabi Adam As. Sebagi bentuk tobat kepada Allah Swt. Ka’bah dikelilingi oleh jutaan umat muslim diseluruh dunia dengan membentuk putaran yang memusat pada satu titik, dengan penuh pengharapan, kerendahan diri dan penyucian jiwa. Semua manusia ketika berthawaf memusatkan gerakan kepada Ka’bah meski himpitan dan desakan tak dapat dihindari.
Thawaf merupakan syimbol perjuangan manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Menyatukan langkah dan memusatkan hati kepada eksisensi sang pencipta. Sehingga ketika ideology manusia terpusat pada eksistensi sang pencipta maka segala elemen yang ada mengitari pusatnya dan keridhoan Allah Swt lah merupakan hadiah terindah dalam kehidupan
.
Sa’i: secara literal berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah selama tujuh kali putaran, banyak para ulama menafsirkan makna dibalik angka tujuh, diantaranya tujuh lapisan langin dan bumi, namun apapun makna dibalik itu semua, ritual Sa’i dengan tujuh kali putaran bersifat tawqifi dan hakikat sebenarnya hanya diketahui oleh sang pencipta.
Sa’i memiliki syimbol eskistensi perjuangan hidup manusia bahwa kehidupan selalu bergerak dan usaha merupakan bukti dari pada pergerakan hidup.
Secara historis Sa’i dilakukan pertama kali oleh seorang perempuan yang bernama Siti Hajar, beliau berlari-lari antara bukit Shafa dan Marwa selama tujuh kali, guna mencari air untuk sang buah hati yakni Ismail As. Kala itu mereka berdua berada padang pasir yang tandus tanpa oase maupun pepohonan. Demi bertahan hidup sang buah hati, sang ibu bersusah payah mencari air, karna airlah merupakan sumber kehidupan.“ Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu”(QS.Al Anbiya:30)
Disini ada hal yang menarik untuk disimak.Ada symbol perempuan dalam perjuangan, kasih sayang dan tanggung jawab. Ketika ia sendirian tanpa seorang suami, hanya berdua dengan sang buah hati yang saat itu tak henti-henti menangis, dengan kondisi fisik yang lemah hingga tak dapat memberikan ASI, sosok Hajar begitu kuat dengan segala keterbatasn fisik ia mampu berlari-lari mencari sumber kehidupan, satu dua kali bahkan sampai tiga kali hingga tujuh kali dia tak putus asa terus dan terus berlari hingga akhirnya ia menemukan pancaran air dari kaki sang bayi. Dalam kelemahan seorang perempuan terdapat harapan serta semangat yang kuat dan bukti dari pada kasih sayang seorang ibu kepada sang buah hati segala pengorbanan akan ia perjuangkan.
Tokoh Siti Hajar mewakili social kultural saat itu dimana kedudukan wanita dipandang rendah, dan identitas Hajar sebagai budak dari kasta rendah, yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat kala itu. Namun Allah Swt melalu sosok Siti Hajar mengangkat derajat perempuan tanpa memandang identitas social semua sama dihadapan sang pencipta.
Bukti ketaatan perempuan sebagai seorang istri, yang ditinggalkan suaminya dipandang pasir yang tandus masih terkenang sampai saat, bukti dari perjuangan seorang ibu untuk sang buah hati kini menjadi ritual suci dalam ibadah haji.
Bukti ketaatan perempuan sebagai seorang istri, yang ditinggalkan suaminya dipandang pasir yang tandus masih terkenang sampai saat, bukti dari perjuangan seorang ibu untuk sang buah hati kini menjadi ritual suci dalam ibadah haji.
Air zam-zam sampai saat ini terus mengalir, bersih dan penuh berkah mengisyaratkan bahwa layaknya manusia mencari sumber kehidupan yang bersih, halal sehingga memberikan keberkahan. makna esoteris lain dari sa’i ialah laykanya manusia melepaskan dirinya dari rasa takut dan hanya berharap kepada Allah Swt.
Wuquf Arafah: wuquf merupakan pilar utama dari ibadah haji sebagai mana sabda Rasulluallah Saw.” Al haju arafah”.Wuquf di Arafah merupakn ritual yang paling sakral dalam prosesi ibadah haji.Wuquf secara eptimologi yakni berdiam diri.Dalam ayat-ayat al qur’an terdapat banyak kolerasi antara haji dengan mengingat Allah Swt. Dalam surat Al Baqarah ayat 199-203 disebutkan esensi ibadah haji secara berurutan yakni mengingat Allah Swt. Sehingga wuquf memiliki makna berdiam diri dipadang yang luas untuk mengingat Allah Swt. dengan berdoa dan berkontemplasi memaknai hakikat siapa diri ini dan kemana akan kembali.
Wuquf memiliki pesan elgaliter persamaan semua manusia dari seluruh penjuru dunia, tanpa memandang ras, suku, martabat, tahta, bahasa dan lain sebagainya. Mereka berada dalam satu tempat yang sama, dengan satu kain pakaian yang sama, dibawah sengatan sinar matahari, semua sama-sama bermunajat kepada Allah Swt. Tak ada yang membedakan satu sama lainnya dihadapan Allah Swt. Kecuali ketakwaan. Semua manusia akan berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya.
Wuquf merupakan gambaran hari mahsyar, dimana kelak seluruh manusia dikumpulkan dibawah sengatan matahari tanpa sehalai kain, hanya amal merekalah yang menentukan. Sebagai mana Allah Swt. Berfirman dalam surat Al Syu’ura:88-89 “Hari di mana harta dan anak-anak tak akan berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Dan di hari itu didekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertaqwa, dan diperlihatkan dengan jelas neraka kepada orang- orang yang sesat)”.
Wuquf memiliki pisikologis ketika manusia merasa satu perasaan, memiliki persamaan maka akan menimbulkan rasa saling memiliki, saling mengasihi dan menimbulkan persaudaraan. Dari persaudaraan ini lah timbul persatuan. Dalam skala besar makna persatuan umat muslim diseluruh dunia merupakan sumber kekuatan Islam.
Wuquf memberikan cerminan humanism terhadap sesama, ketika kita memahami hakikat maka semua sama tak ada status. Kelas yang memetakan derajat manusia. Hanya ketaqwaanlah yang membedakan mahluk dihadapan sang pencipta. Disamping itu wuquf merupakan manifestasi kebahagiaan manusia, dengan menanamkan nilai-nilai wuquf manusia maka akan terrealisasi ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan. Karna hakikat hidup dengan mengingat Allah Swt kita tahu siapa sejatinya diri kita.
Dalam prosesi wukuf menuju melempar jumrah ada dimensi waktu perputaran siang dan malam, para Jemaah haji bermalam dimuzdalifah, mengumpulkan batu dan kerikil guna melempar jumroh di mina.Disini ada dimensi waktu dalam ritual perputaran siang dan malam.Dimana perputaran dua alam mengisyaratkan supaya manusia tidak melenceng kearah kanan dan kiri, selau konsisten dalam setiap keadaan.
Melempar jumroh:yakni melempar tujuh kali batu di mina pada tiga tempat yakni jumrah aqobah, wusto dan ula. Melempar jumroh merupakan symbol pengusir syetan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim As. Ketika beliau hendak melaksanakan perintah Allah Swt. Untuk menyembelih Nabi Ismail As. Melempar jumroh memiliki makna pembersihan sifat-sifat kesetanan dalam diri manusia, keegoistikan dan simbol nyata bahwa setan merupakan musuh manusia artinya pelemparan batu yang berkali-kali dan dalam tempat yang berbeda, mengisyaratkan bahwa dengan segala macam cara syetan akan mengajak anak cucu adam dan menyesatkannya dari jalan yang lurus. Makna esetoric dari melempar jumroh pembebasan hati manusia dari hawa nafsu dan menjauhi perintah syetan, menuju kepada ketaatan yang hakiki.
Berqurban: Secara eptimologi yakni dekat atau mendekatan diri. Dalam Haji berqurban berarti mendekatkan diri kepada Allah, melalui penyembelihan ternak yang merupakan simbol kepatuhan dan ketaatan sebagai salah satu bentuk ketaqwaan kepada Allah Swt.
Dimensi historis qurban merupakan puncak pengorbanan tertinggi dari bapa pada nabi setelah melewati fase-fase ujian dan cobaan yang begitu berat, sampai akhirnya nabi Ibrahim As. Dapat melewati segala proses tersebut. Nabi Ibrahim sebagai simbol seorang ayah yang merelakan anaknya di qurbankan, padahal sang buah hati sangat disayanginya, sejak kecil ikatan seorang ayah dengan anaknya terpisahkan, ketika menginjak dewasa nabi Ibrahim As. Harus mempersembahkan sang buah hatinya kepada sang pencipta. Artinya qur’ban merupakan totalitas kepasrahan, kerelaan seorang hamba.Dan merupakan persembahan terbaik dari seorang hamba. Karna persembahan terbaik itulah yang akan diterima oleh Allah Swt. Sebagaimana dikisahkan oleh kedua anak Adam, Qabil dan Habil (lihat. Qs. Al Maidah:29)
Selain itu, qurban adalah simbol perjuangan manusia mewujudkan solidaritas sosial-ekonomi demi kesejahteraan bersama. Rasyid Ridho menyatakan, bahwa: “ ibadah qurban melambangkan perjuangan kebenaran yang menuntut tingkat kesabaran, ketabahan dan pengorbanan yang tinggi”. Pandangan ini mengajak kita untuk menaruh perhatian yang tinggi kepada dimensi moral dan perjuangan kemanusiaan ini.Dan semua harus terus diperjuangkan bagi terwujudnya keadilan dan kesejahteraan sosial.Kepemihakan Islam terhadap komunitas manusia yang miskin atau dimiskinkan oleh struktur sosialnya merupakan komitmen utama Islam. Menyembelih hewan adalah menyembelih sifat-sifat kebinatangan yang menyesatkan dan yang seringkali tidak peka dan tak peduli terhadap penderitaan orang lain.
Tahalul merupakan prosesi dalam ritual ibadah haji dengan mencukur sebagian rambut. sebagai symbol rasa syukur dan pembersihan jiwa dari hal-hal yang kotor. Sehingga manusia kembali kepada fitrah asalnya.
Makna yang yang ada dalam ibadah haji baik secara ekpilist maupun inplisit dan esoteris inilah selayaknya diaplikasikan oleh umat muslim dalam kehidupan sehari-hari.
Allahu’alam bi showab
http://gus-h.blogspot.com
http://gus-h.blogspot.com
0 Response to " Nilai-Nilai Ritual Ibadah Haji"
Post a Comment